Sejarah SMP Nurul Jadid


Sekolah Menengah Pertama (SMP) Nurul Jadid adalah salah satu unit pendidikan tertua di bawah naungan pondok pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo yang didirikan langsung oleh pendiri Pesantren Nurul Jadid Kiai Zaini Mun’im pada tahun 1970. Bermula ketika dalam perjalanan pulang dari menjenguk putranya di Pesantren Darul Ulum Jombang, Kiai Zaini sangat prihatin melihat banyak pelajar umum (SMP/SMA) berpakaian olah raga, bergaul campur-baur, mengabaikan nilai-nilai ahlakul karimah.

Sepulang dari Jombang beliau berdiskusi panjang dengan pengurus pesantren tentang bagaimana upaya menyelamatkan generasi muda umat Islam. Dalam diskusi itu sampai pada keputusan untuk mendirikan pendidikan umum di dalam lingkungan pesantren. Sungguh  merupakan suatu inisiatif yang berani, mengingat pada masa itu kehadiran pendidikan umum masih dianggap oleh sebagian ummat Islam sebagai “warisan” kolonial Belanda. Tetapi Kiai Zaini mengambil keputusan dengan tegas, bertekat mendirikan pendidikan umum.

Setelah melalui proses yang cukup panjang, maka pada 1 januari tahun 1970 berdirilah SMP Nurul Jadid. Pada awal berdirinya, hanya 29 siswa baru yang menempati ruang yag sangat sederhana. Pada tahun 1973, berdasarkan penetapan Kanwil Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Timur Kabin PMUP No.706/KP/73, Sekolah Menengah Pertama  Nurul Jadid ( SMPNJ) dinyatakan telah masuk dalam lingkungan Pembinaan Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Kraksaan yang berhak melaksanakan ujian negara. Jumlah muridnya pun bertambah menjadi 104 siswa.

Pada tanggal 29 Januari 1996, SMP Nurul Jadid mampu memperoleh status disamakan dari Depdiknas dengan nomor piagam ; 625/I.04/I/96/SK. Pada tahun 2005, SMP Nurul Jadid memperoleh predikat TERAKREDITASI- A (sampai sekarang), dan pada tahun 2008  berhasil terpilih menjadi Sekolah Rintisan Standart Nasional (SSN).

Dengan bertambahnya fasilitas yang memadai, pembenahan dari berbagai bidang sarana prasarana serta prestasi siswa yang semakin hari semakin meningkat dengan menempati 38 Ruang belajar  kelas yang dibina oleh 60 Guru Mata Pelajaran dan 38 Guru Diniyyah serta 11 tenaga tata usaha.